Integration of Local Wisdom in Religious Character Education: A Study of the 'Gawe Batigo' Tradition
Main Article Content
Abstract
This study aims to analyze the reinforcement of religious character values based on local wisdom through the Gawe Batigo tradition in Koto Payang, Koto Tuo, and Semumu villages. The background of this research arises from the low interest and courage of the community in leading congregational prayers, resulting in the prayers often being led by the same group of people. The Gawe Batigo tradition is expected to enhance religious character and cultivate new imams in these villages. This research employs a qualitative approach with an ethnographic method. Data were obtained from primary sources through interviews with customary leaders (Depati) and Islamic scholars, and from secondary sources through relevant documentation. Data collection techniques included observation, interviews, and documentation. Data analysis was conducted through data categorization, reduction, presentation, and conclusion drawing. The results indicate that the implementation of Gawe Batigo follows structured stages, including duduk busamo, ngimboa guru, bapacau (trial), batanteik, baarak-arak, prayer performance, and ngantoa ima. The religious character values strengthened through this tradition include worship, morality, discipline, trustworthiness, sincerity, and exemplary behavior. Positive impacts include the formation of future generations such as imams, increased religious knowledge, and reinforcement of congregational prayer practices in the mosque. The negative impact identified is limited rest time for prospective participants, particularly during Ramadan, due to mandatory training sessions.
Downloads
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
References
Ahmad Taufik, M. (2021). Disiplin dan akhlak dalam tradisi lokal: Studi kasus Gawe Batigo. Jurnal Pendidikan Karakter, 12(2), 45–58.
Astuti, R. (2022). Pembelajaran ibadah dan kepemimpinan religius pada generasi muda. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Effendi, M. (2016). Integrasi nilai lokal dalam pendidikan karakter: Perspektif Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kemendikbud.
Farhaeni, D. (2023). Kearifan lokal dan pendidikan karakter di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Universitas Negeri Yogyakarta.
Hartiwisidi, H. (2020). Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. Jakarta: Rajawali Pers.
Hartiwisidi, H., Astuti, R., & Ramdani, A. (2022). Tradisi Gawe Batigo sebagai media pendidikan karakter religius di Kerinci. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 15(3), 101–120.
Iswatiningsih, S. (2019). Integrasi budaya lokal dalam pendidikan karakter generasi muda. Bandung: Alfabeta.
Kemendikbud. (2016). Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah: Panduan implementasi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Koentjaraningrat. (2023). Manusia dan kebudayaan di Indonesia (cited in Farhaeni, 2023). Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution, M. (2020). Keberagaman budaya dan sosial di Indonesia: Perspektif sosiologi. Jakarta: Kencana.
Oktabela, R. (2019). Manajemen pendidikan berbasis POAC: Teori dan praktik. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Ramdani, A. (2018). Kearifan lokal dalam pendidikan karakter anak. Jakarta: Rajawali Pers.
Setiyawan, B. (2012). Peran tradisi lokal dalam pembentukan karakter masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Field Observation. (2025). Data lapangan pelaksanaan tradisi Gawe Batigo di Semumu dan sekitarnya. Kerinci: Penelitian Lapangan.
Akbar, F. (2020). Teladan kepemimpinan religius dalam tradisi lokal. Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, 8(1), 55–67.
Gernadi, I. (2025). Wawancara terkait pelaksanaan Gawe Batigo di Kerinci. Kerinci: Data Primer Penelitian.