The Sigindo Panjang Ancestor of the Koto Beringin Community and His Descendants in the Incung Manuscript in Kerinci
Main Article Content
Abstract
The Sigindo system is a tribal leadership or government system in Kerinci that occurred between the 13th and 14th centuries AD throughout the Kerinci region. Based on an ancient Incung script in the Malay-Kerinci language collection from Dusun Sungai Liuk, a manuscript text was found that tells about one of the Sigindos found in Kerinci, precisely in the Koto Beringin area. In the text of the manuscript, it is stated about the genealogy of the descendants of Sigindo Panjang who became the stake of the Koto Beringin country or important figures in Koto Beringin. It is known that Sigindo Panjang had three children, namely a boy named Depati Harak Pandang or Depati Sarik Padang and two girls who were named Panatih Panjang and Panatih Pandak. The descendants of Sigindo Panjang's three children, later became the stake of the Koto Beringin country, which came from the descendants of Depati Harak Pandang, numbering seven people. The seven people are said to be pegs kacin or pegs of the land in Koto Beringin, namely Hadir Mulan, Hadir Hunut, Hadir Gadang, Mangku Garang, Malin Saka, Manti Manis and Salih Mandayu.
Sistem Sigindo merupakan sistem kepemimpinan atau pemerintahan kesukuan di Kerinci yang terjadi antara abad ke-13 dan 14 M di seluruh wilayah Kerinci. Berdasarkan naskah kuno beraksara Incung berbahasa Melayu-Kerinci koleksi Dusun Sungai Liuk, ditemukan teks naskah yang menceritakan tentang salah satu Sigindo yang terdapat di Kerinci, tepatnya di wilayah Koto Beringin. Dalam teks naskah disebutkan perihal silsilah anak keturunan Sigindo Panjang yang menjadi pasak negeri Koto Beringin atau tokoh-tokoh penting di Koto Beringin, diketahui bahwa Sigindo Panjang memiliki tiga orang anak yaitu yang laki-laki bernama Depati Harak Pandang atau Depati Sarik Padang dan dua perempuan yang bernama Panatih Panjang dan Panatih Pandak. Keturunan-keturunan dari ketiga anak Sigindo Panjang, kemudian menjadi pasak negeri Koto Beringin yang berasal dari keturunan Depati Harak Pandang yang berjumlah tujuh orang. Adapun tujuh orang tersebut dikatakan menjadi pasak kacin atau pasak negeri di Koto Beringin, yaitu Hadir Mulan, Hadir Hunut, Hadir Gadang, Mangku Garang, Malin Saka, Manti Manis dan Salih Mandayu.
Downloads
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
References
Attas, Sitti Gomo. 2017. Pengantar Teori Filologi. 2nd ed. Jakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan UNJ.
Auliahadi, Arki, and Jamal Mirdad. 2021. “Perkembangan Museum Kerinci (Tinjauan Historis).” Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab Dan Dakwah 3(1):34–45. doi: 10.32939/ishlah.v3i1.65.
Auliahadi, Arki, and Yofil Salmal. 2022. “Sejarah Perkembangan Budaya Suku Kerinci: Sejarah Perkembangan Budaya Suku Kerinci.” Thullab: Jurnal Riset Dan Publikasi Mahasiswa 2(1):91–100.
Cahyono, Aris. 2017. “Naskah Kuno Serta Hubungannya Dengan Local History: Studi Kasus Serat Mudhatanya.” P. 20 in Prosiding Seminar Nasional Sejarah Lokal: Tantangan Masa Depan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Daliman, A. 2015. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Djamaris, Edwar. 1977. “Filologi Dan Cara Kerja Penelitian Filologi.” Bahasa Dan Sastra. Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan 3(1):20.
Dkajfar, Idris, and Indra Idris. 2001. Menguak Tabir Prasejarah Di Alam Kerinci. Jakarta: Pemerintah Kabupaten Kerinci.
Jauhari, Budi Vrihaspathi, and Eka Putra. 2012. Senarai Kebudayaan Kerinci.
Kozok, Uli. 2006. Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu Yang Tertua. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kozok, Uli. 2012. “Manuskrip Melayu Abad Ke-14 Dari Kerinci.” Jurnal Terjemahan Alam Dan Tamadun Melayu 3(2):85–104.
Primandesi, Yona. 2010. “Peran Masyarakat Lokal Dalam Usaha Pelestarian Naskah-Naskah Kuno Paseban.” Jurnal Bahasa Dan Seni 11(2):120–27.
Rasidin, MHD, and Oga Satria. 2020. “Tradisi Tulis Ulama Kerinci: Manuskrip Islam Peninggalan K.H Muhammad Burkan Saleh (1912-2010).” Jurnal Lektur Keagamaan 18(2):463–88.
Sandra, Yova, Egi Gianturi, Wulandari Nurul Utami, and Yulfira Riza. 2021. “Sejarah Praktik Penggunaan Mantra Dalam Masyarakat Kerinci Berdasarkan Naskah Tambo Dan Kitab Azimat Kerinci.” Majalah Ilmiah Tabuah 25(2):95–101.
Satria, Oga. 2020. “Fatwa Merokok Dalam Manuskrip Kerinci.” Jurnal Penamas 33(2):277–92.
Soebardi, S. 1975. The Book of Cebolek. The Hague: Martinus Nijhoff.
Sunliensyar, Hafiful Hadi. 2017. “Idu Tawa Lam Jampi : Mantra-Mantra Dalam Naskah Surat Incung Kerinci.” Pp. 1–17 in SEMIPERNAS 2017. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sunliensyar, Hafiful Hadi. 2019. “Surat-Surat Kerajaan Untuk Penguasa Kerinci: Tinjauan Terhadap Naskah Cod.Or. 12.326 Koleksi Perpustakaan Universitas Leiden.” Jumantara 10(2):163–80.
Sunliensyar, Hafiful Hadi. 2020. “Empat Naskah Surat Incung Pada Tanduk Kerbau Dari Mendapo Rawang, Kerinci: Suntingan Teks Dan Terjemahan.” Jumantara 11(2):79–96. doi: 10.37014/jumantara.v11i2.939.
Sunliensyar, Hafiful Hadi. 2021. “Kisah Nabi Adam Di Dalam Naskah Incung Ini Asan Pulung Dari Kerinci.” Jurnal Lektur Keagamaan 19(2):583–606.
Surakhman, M. Ali. 2019. “Naskah Incung Sastra Kelayu Klasik Yang Terlupakan.” 24(1):37–48.
Susilawati, Hirma. 2016. “Preservasi Masalah Budaya Di Museum Sonobudoyo.” Jurnal Al Maktabah 1:62.
Syaputra ZE, Deki. 2019. “Ritus Dan Manuskrip: Analisis Korelasi Naskah Dengan Kenduri Sko Di Kerinci.” Hadharah 13(2).
Syaputra ZE, Deki. 2020a. “Naskah Karang Mindu Kerinci: Kesusastraan Ratap Tangis Bertulis Incung.” Walasuji 11(2):303–13.
Syaputra ZE, Deki. 2020b. “Tradisi Surat Menyurat Sultan Indrapura Dengan Depati Kerinci.” Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya 6(1).
Syaputra ZE, Deki. 2022. “Naskah Ratap Tangis: Telaah Bentuk Dan Struktur Teks.” Mlangun: Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan 19(2):213–23.
Voorhoeve, P. 1941. Tambo Kerinci. edited by U. Kozok. KITLV.
Wijaya, Iqra Pandu. 2024. “Silsilah Sigindo Koto Beringin: Analisis Naskah Kuno Dusun Sungai Liuk.” UIN Imam Bonjol Padang.
Zed, Mestika. 1999. Metodologi Sejarah. Padang: Universitas Negeri Padang.