The Existence of Surau Tinggi Siulak Panjang as an Islamic Educational Institution in Kerinci (1951-1957)
Main Article Content
Abstract
Islamic Education Institutions in Indonesia grew and developed from surau, pesantren, and dayah, which are the forerunners of Islamic education institutions in Indonesia. Traditional educational institutions called surau were also developed in the Siulak Kerinci area. This is surau as a place to foster the generation of Islamic scholars in Siulak Kerinci. There were several surau in Siulak at that time, but the one that had an Islamic education institution was Surau Tinggi. This research aims to trace the traces of traditional Islamic educational institutions in Siulak that once existed. The method used is the historical method with stages, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of this study show that from 1935 to 1947, several Siulak people went to study outside Siulak and even outside Kerinci. They returned to their homeland to teach the knowledge gained to the Siulak community in their respective homes. In 1951, an Islamic education institution was established in Surau Tinggi, which was developed by several religious leaders in Siulak, namely H. A Khamis, Mat Serak who came later, Tarmizi, and Mat Run Salim. They succeeded in motivating the community and their friends about the importance of education. Finally, a formal Islamic education institution was established, madrasah (MTI), in 1957 and developed until it changed its name to MTsS Siulak Gedang; this is the first madrasah in the Kerinci homecoming section. From here, the forerunner of changes in Islamic education institutions in Siulak. This needs to be underlined in Siulak. There is a modernization of education, which was formerly surau to madrasah (MTI-MTsS).
Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia tumbuh dan berkembang dari surau, pesantren, dayah yang merupakan cikal bakal lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Lembaga pendidikan tradisional yang disebut surau berkembang juga di wilayah Siulak Kerinci. Hal ini surau sebagai tempat membina generasi terpelajar Islam di Siulak Kerinci. Ada beberapa surau di Siulak masa itu, namun yang mempunyai lembaga pendidikan Islam yaitu Surau Tinggi. Tujuan Penelitian ini untuk menelusuri jejak lembaga pendidikan Islam tradisional yang pernah eksis. Metode yang digunakan adalah metode sejarah dengan tahapan yaitu heuristic, kritik sumber, Interpretasi, dan historiografi. Hasil dari penelitian ini dapat menunjukkan, bahwa tahun 1935-1947 terdapat beberapa masyarakat Siulak pergi menuntut ilmu ke luar Siulak bahkan keluar Kerinci. Dan kembali ke tanah kelahiran mengajarkan ilmu yang diperoleh kepada masyarakat Siulak yang bertempat di rumahnya masing-masing. Pada tahun 1951 didirikan lembaga pendidikan Islam di Surau Tinggi, yang dikembangkan oleh beberapa tokoh agama di Siulak, yaitu H. A Khamis, Mat Serak yang datang belakangan itu Tarmizi, dan Mat Run Salim. Mereka berhasil memotivasi masyarakat dan teman-temannya bahwa pentingnya pendidikan. Dan akhirnya didirikan lembaga pendidikan Islam formal madrasah (MTI) tahun 1957 dan berkembang sampai berubah nama menjadi MTsS Siulak Gedang, inilah madrasah pertama di bagian Kerinci mudik. Dari sinilah, cikal bakal terjadi perubahan lembaga pendidikan Islam di Siulak. Hal ini perlu digaris bawahi di Siulak ada modernisasi pendidikan yang dahulunya surau menjadi madrasah (MTI-MTsS).
Downloads
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
References
Amir, M. (2004). Reformasi Islam Dunia Melayu-Indonesia: Studi Pemikiran, Gerakan dan pengaruh Syaikh Muhammad Thahir Jalal Al-din. Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah.
Azizah, F. P., Islam, P., & Maijar, L. (2022). Pembaharuan Islam Di Minangkabau pembaharuan Islam ialah fikiran dan gerakan untuk menyesuaikan paham-paham. 3(2), 212–228.
Azra, A. (2003). Surau: Pendidikan Islam Tradisional Dalam Transisi Dan Modernisasi. PT Logos Wacana Ilmu.
B.J.O Scrieke. (1973). Pergolakan Agama di Sumatera Barat. Bhrata Press.
Badaruddin, K. (2007). Filsafat Pendidikan Islam. Pustaka Belajar.
Burhanudin, D. (1995). Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam; Kasus Sumatra Thawalib. Tiara Wacana. Tiara Wacana.
Cahyani, R. D., & Naldi, H. (2020). Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang: Gerakan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam di Sumatera Barat (1907–1928). Jurnal Kronologi, 2(2), 98–110. http://kronologi.ppj.unp.ac.id/index.php/jk/article/view/43
Daya, B. (1995). Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam Kasus Sumatera Thawalib. Tiara Wacana Yogya.
Dudung, A. (2019). Metode Penelitian Sejarah. Ombak.
Fadhlan, Firmasyah, M. S. (2021). Modernisasi Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Al-Muhsinin Kerinci. Attaqwa: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 17, 84–94.
Fetra Bonita Sari, Risda Amini, M. (2020). The Role of the Surau Education System for Elemntary School Children. Jurnal Basicedu, 5(5), 3(2), 524–532. https://journal.uii.ac.id/ajie/article/view/971
Fikri, K., S.A, S., & Nelmawarni, N. (2022). Perempuan dalam Pendidikan Islam di Kerinci: Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Nurul Haq Semurup 1982-2002. Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 21(02), 145–152. https://doi.org/10.32939/islamika.v21i02.1028
Hashim, R., Rufai, S. A., Roslan, M., & Nor, M. (2011). Traditional Islamic Education in Asia and Africa: A Comparative Study of Malaysia’s Pondok, Indonesia’s Pesantren and Nigeria’s Traditional Madrasah. World Journal of Islamic History and Civilization, 1(2), 94–107. https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/30961846/3-libre.pdf?1392325668=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DTraditional_Islamic_Education_in_Asia_an.pdf&Expires=1703681287&Signature=Bfu7V1DBEz8AW24oRfxNX8IwkcF~4zmknvDJr2Hf~rw4-t3hdSwyG65nVGpt
Iskandar, N. (2020). Pertalian Keilmuan Ulam Kerinci dan Minangkabau: (Bag.1) Pemetaan Awal Periode Masuknya Islam ke Kerinci. Tarbiyah Islamiyah: Ranah Pertalian Adat Dan Syarak. https://tarbiyahislamiyah.id/
Iskandar, N. (2022). MTI yang Me-Negeri: Riwayat MTI Tanjung Pauh dan MTI Sebukar, Kerinci. Tarbiyah Islamiyah: Ranah Pertalian Adat Dan Syarak. https://tarbiyahislamiyah.id/mti-yang-me-negeri-riwayat-mti-tanjung-pauh-dan-mti-sebukar-kerinci/
Karel Steenbrink, A. (1994). Pesantren, Madrasah, Sekolah. Pustaka lp3es.
Madjid, N. (1997). Islam Kemodernan, dan Keindonesiaan. Mizan.
Madmarn, H. (2001). Transformasi Sistem Pendidikan Islam: Pergulatan Identitas Muslim Mel ayu-Patani. Studia Islamika : Indonesian Journal For Islamic Studies, 8(1). https://doi.org/10.15408/sdi.v8i1.699
Mahmudi, M. (2019). Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistemologi, Isi, Dan Materi. TA’DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(1), 89. https://doi.org/10.30659/jpai.2.1.89-105
Mappasiara. (2018). PENDIDIKAN ISLAM (Pengertian, Ruang Lingkup dan Epistemologinya). Inspiratif Pendidikan, 7(1), 147. https://doi.org/10.24252/ip.v7i1.4940
Mawangir, M. (2016). The Surau: Traditional Education in Minangkabau. The 9Th InTernaTIonal Congress of The AsIan PhIlosoPhICal AssoCIaTIon (ICaPa) “Common Values, EduCation, Arts & Humanities and HigHer EduCation LeadersHip in tHe Asian Community” 20Th - 24Th July 2016, UnIversITI TeknologI MalaysIa. https://www.asianpa.net/assets/upload/proceedings/XiJW9uV7h9VTXH6O.pdf#page=323
Nelmawarni. (2013). Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Dari Organisasi Sosial Keagaman ke Partai Politik. Imam Bonjol Press.
Noer, D. (1996). Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. PT Pustaka LP3ES Indonesia.
Nor, M. R. M., Ibrahimm, A. Z. B., Hamid, F. A. F. A., Jalani, H., Mhd Ramli, M. F., Yusof, A., Halim, A. A., & Latif, F. A. (2012). Islamic educational system in Kelantan, Malaysia: Traditional and modern approaches. Middle East Journal of Scientific Research, 11(9), 1238–1243. https://doi.org/10.5829/idosi.mejsr.2012.11.09.22704
Pasaribu, P. I. A. (2021). Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam di Jambi Abad XX: Studi Kasus Seberang Kota Jambi. Jurnal Siginjai, 1(2), 16–24. https://doi.org/10.22437/js.v1i2.16348
Rahman, A., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani. (2022). Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan. Al Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam, 2(1), 1–8.
Rahman, R. (2015). Modernisasi Pendidikan Islam Awal Abad 20 (Studi Kasus di Sumatera Barat). Humanus, 14(2), 174. https://doi.org/10.24036/jh.v14i2.5684
Rosana, E. (2015). Modernisasi Dalam Perspektif Perubahan Sosial. Al-AdYani, X, No.1/Ja, 67–82.
Rusydi, M. (2021). Transformasi Tarekat Syattariyah Dan Implikasinya Terhadap Masyarakat Di Desa Sanggaran Agung Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci. VII. http://repository.iainbengkulu.ac.id/7528/
S, N., & Hamzah, N. (2013). Peranan Pondok Pesantren di Kerinci Jambi Indonesia dalam Perkembangan Pendidikan Islam. Journal of Al-Tamaddun, 8(1), 189–209. https://doi.org/10.22452/jat.vol8no1.11
Sabri, A., Sermal, S., Vadhillah, S., Akmal, A., & Pilbahri, S. (2022). The Shift of a Surau to Be a Mushalla as a Non-Formal Education Implementation in The Regency of West Sumatra Agam. Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam, 5(2), 434–452. https://doi.org/10.31538/nzh.v5i2.2217
Saleh, D. (2008). Haji Ahmad Faqir Al-Kerinci Sumbangan dan Pemikirannya Dalam Perkembangan Islam di Kerinci-Jambi-Indonesia. Universiti Malaya Kuala Lumpur.
Saridjo, M. (1996). Bunga Rampai Pendidikan Agama Islam. Departemen Agama RI, cv, Amiscco.
Shalihin, N. (2023). Demistifkasi Surau: Jalan Pulan Bagi Masa Depan Spritualitas.
Shodiq, M. (2023). Pondok Pesantren Sebagai Sistem Sosial dalam Perspektif Talcott Parsons Muhammad Shodiq. Dirasat: Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam, 9(1), 43–52.
Usri. (2019). Kontribusi Pendidikan Islam Menuju Indonesia Maju. Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam, 17(2).
Zahraini. (2021). Reorientasi Pendidikan Islam Tradisional Ke Modern (Studi Di Pondok Pesantren Nurul Hakim Dan Al-Aziziyah Lombok). In Disertasi.
Informan:
Tarmizi : 89 Tahun, Romlah : 103 Tahun, Rabiah: 88 Tahun, Lukman : 78 Tahun, Nor Aina: 78 Tahun, Sahril : 80 Tahun, Baidah : 89Tahun, Saida Tina: 71 tahun, Muntasir: 76 Tahun, Ghazali Thaib: 89 Tahun, Sukardi: 59 Tahun, Dahlan Ahmad: 90 Tahun, Hafiful Hadi: 30 Tahun, Sirajun Abas: 65 Tahun, Rukun Iman: 89 Tahun, Elismawati : 57 Tahun.