Study of the Word Rahmah in the Context of Giving Grace to Prophets and Apostles
Main Article Content
Abstract
Arabic is a very unique language among the languages in the world, but between the Arabic used by humans it is very different from the language…..used by the Qur'an, because the language of the Qur’an comes from…the Divine Language so that its literary value is very high when compared to the language used by humans. And many words in the Qur'an are very interesting to study. Among them is, said رحمة (rahmah). In the Qur'an there are 114 words رحمة (rahmah). In this research, the writer will look at the mercy bestowed on the Prophet and Apostle, because the grace given to the Prophet and Apostle is not the same, so it is very interesting to study. It is a method of maudhu’i to find solutions to problems by collecting verses related to the topic. From the results of the research, it was found that the blessings bestowed on the Prophets and Messengers were different and in different contexts and not all Prophets and Apostles received Allah's grace. Among those who received these gifts were: Prophet Muhammad, Zakarya, Zulkifli, Musa, Shuaib , Ayub, Yusuf, Ismail, Lut, Saleh, and Hud and if classified again the Prophet Muhammad was given more grace than the others where the Prophet Muhammad, was given grace starting from birth, before the apostleship and after the apostleship.
Bahasa Arab adalah Bahasa yang sangat unik diantara Bahasa-bahasa yang ada di dunia, namun antara Bahasa Arab yang digunakan oleh manusia sanagatlah berbeda dengan Bahasa yang digunakan al-Qur’an, karena Bahasa al-Qur’an berasal dari Bahasa Ilahi sehingga nilai sastranya sagat tinggi bila dibandingkan dengan Bahasa yang digunakan oleh manusia. Dan banyak kata dalam al-Qur’an yang sangat menarik untuk dikaji. Diantaranya adalah, kata رحمة rahmah. Dalam al-Qur’an ditemukan sebanyak 114 kata رحمة rahmah. Pada penelitian ini penulis akan melihat dari sisi rahamat yang dianugerahkan kepada Nabi dan Rasul, karena rahmat yang diberkan kepada Nabi dan Rasul tidak lah sama sehingga sangat menarik untuk dikaji. Adaupun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Maudhu’i, dimana metode maudhu’i adalah metode yang berusaha mencari pemecahan masalah dengan mengumpulkan ayat-ayat yang terkait dengan topik. Dari hasil penelitian didapatlah bahwa rahmat yang dianugerahkan kepada Nabi dan Rasul berbeda-beda dan dalam kontek yang berbeda-beda pula dan tidak semua Nabi dan Rasul mendapatkan anugerah Allah diantara yang memperoleh anugerah tersebut adalah: Nabi Muhammad, Zakarya, zulkifli, musa, Syuaib, Ayub, Yusuf, Ismail, Luth, Shaleh, dan Hud dan jika diklasifikasikan lagi Nabi Muhammad diberi dianugerahi rahmat lebih dibandingkan yang lainnya dimana Nabi Muhammad, diberi rahmat mulai dari lahir, sebelum kerasulan dan setelah kerasulan.
Downloads
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
References
Al-Ashfahani, A.-R. (1998). Mu’jam Mufradat Al-Fazh Al-Qur’an. Dar Al-Fikr.
Al-Marahi. (1942). Tafsir al-Maraghi. Ttp.
Awadin, A. P., & Hidayah, A. T. (2022). Hakikat dan Urgensi Metode Tafsir Maudhu’i. Jurnal Iman Dan Spiritualitas, 2(4), 651–657. https://doi.org/10.15575/jis.v2i4.21431
Azis, A. (2020). Pendidikan Islam Humanis Dan Inklusif. Al-Munzir, 9(1), 1. https://doi.org/10.31332/Am.V9i1.773
Ibrahim, I. (2016). Rahmat Dan Nikmat Dalam Al-Quran Menurut Hamka Dalam Tafsif Al-Azhar [UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta]. http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/21751
Katsir, I. (2002). Qashas al-Anbiyaa. Dar al-Syuruq.
KBBI, T. P. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
Khofifah, N., & Fawaid, A. (2022). Aspek Pedagogis Kisah Penyembelihan Nabi Ismail AS dalam Perspektif Tafsīr Mauḋū’i Abdul Karim Zaidan. Scaffolding: Jurnal Pendidikan Islam Dan Multikulturalisme, 4(2), 197–209. https://doi.org/10.37680/scaffolding.v4i2.1535
Manzur, I. (1999). Lisan al-Arab. Dar Al-Fikr.
Mauliddin, A. I. (2018). Telaah Kritis Makna Hujan dalam Alquran. AL QUDS : Jurnal Studi Alquran Dan Hadis, 2(1), 89. https://doi.org/10.29240/alquds.v2i1.382
Mufidoh, N. A. (2020). Nabi Idris Dalam Perspektif Kitab-Kitab Suci Agama Dan Ketokohannya Dalam Kajian Ilmu Falak. Islamic Review : Jurnal Riset Dan Kajian Keislaman, 9(1), 167–189. https://doi.org/10.35878/islamicreview.v9i1.196
Muhammad, M. T. (2021). Kehidupan Harun a.s. dan Dakwahnya. Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah, 18(2), 97. https://doi.org/10.22373/jim.v18i2.10607
Quthub, S. (1992). Fi Zilal al-Qur’an. Dar al-Syuruq.
Rasid, R., Marhunmah, M., & Rafiq, A. (2021). Konsep Rahmat Dalam Islam Perspektif Hadis Nabi Muhammad SAW. (Innamā Anā Rahmatun Muhdātun). Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis, 12(1). https://doi.org/10.24252/tahdis.v12i1.18689
Ruslandi, R. (2019). Nilai-Nilai Pendidikan dalam Kisah Nabi Ayub As. (Tafsir Q.S. Shad Ayat 41-44). Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal, 1(2), 107–111. https://doi.org/10.15575/ath.v1i2.3244
Shihab, M. Q. (2002). Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Lintera Hati.
Windah, Y. (2019). Makna Kata Al-Rahmah dan Derivasinya dalam Al-Qur’an (Suatu Tinjauan Semantik). Diwan : Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 5(2), 182. https://doi.org/10.24252/diwan.v5i2.10220