Word Construction Muhsin in the Qur'an as the Embodiment of the Character of a Complete Human Being

Main Article Content

Suriyadi Suriyadi
Usman Usman
Jalwis Jalwis

Abstract

This article aims to construct the realization of the character of the plenary person in the Qur'an through the meaning of the word muhsin. The Qur'an has described the character of muhsin as a doer of good. The doer of good (muhsin) is the highest level of character according to the Quran, or the most ideal character. This article is conducted with thematic method as well as content analysis with the theory of the level of the plenary person in Sufism Abdul Karim al-Jilli namely bidayah, tawasut and khitam. This study found that the perpetrators of goodness (muhsin) according to the Qur'an are people who do all their obligations as well as possible, repay every badness with goodness and repay goodness with greater goodness, able to restrain their anger, forgive, always ask Allah's forgiveness for their sins and transgressions. This level is manifested in first, Ihsan deeds at the Al-Bidayah level (the initial level), namely the character of totality in doing good, and the character of forgiveness; second, the Al-Tawassuth level (the middle level) in the character of social empathy and emotional regulation; third, the Al-Khitam level (the last level) in the character of positive response, piety and tawadhu'. 


Artikel ini bertujuan untuk mengkonstruksi perwujudan karakter insan paripurna di dalam Al-Qur’an melalui makna kata muhsin. Al-Qur’an telah menggambarkan karakter muhsin sebagai pelaku kebaikan. Pelaku kebaikan (muhsin) adalah tingkatan karakter tertinggi menurut Al-Quran, atau karakter yang paling ideal. Artikel ini dilakukan dengan metode tematik sekaligus analisis isi (Content Analysis) dengan teori tingkatan insan paripurna dalam tasawuf Abdul karim al-Jilli yakni bidayah, tawasut dan khitam. Kajian ini menemukan bahwa pelaku kebaikan (muhsin) menurut Al-Qur’an adalah orang-orang yang melakukan segala kewajibannya dengan sebaik-baiknya, membalas setiap  keburukan dengan kebaikan dan membalas kebaikan dengan kebaikan yang lebih besar,  mampu  menahan amarahnya, pemaaf, senantiasa memohon ampunan Allah atas dosa-dosa dan perbuatannya yang melampaui batas. Tingkatan ini diwujudkan dalam pertama, Perbuatan Ihsan Tingkatan Al-Bidayah (Tingkatan Permulaan) yakni karakter totalitas dalam berbuat kebajikan, dan karakter pemaaf; kedua, Tingkatan Al-Tawassuth (Tingkatan Pertengahan) pada Karakter empati sosial dan regulasi emosi; ketiga, Tingkatan Al-Khitam (Tingkatan Terakhir) dalam karakter respon positif, takwa dan tawadhu’


 

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Suriyadi, S., Usman, U., & Jalwis, J. (2024). Word Construction Muhsin in the Qur’an as the Embodiment of the Character of a Complete Human Being. Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab Dan Dakwah, 6(1), 147-163. https://doi.org/10.32939/ishlah.v6i1.326
Section
Articles

References

Abu. L., Mahani. M., Zainudin, H. and Siti Z. D.S. (2015). How To Develop Character Education of Madrassa Students in Indonesia. Journal of Education and Learning 9(1):79–86.
Ahmady. Konsep Ihsan dengan Pendekatan Semantik, kata ihsan merupakan salah satu istilah etik kunci di dalam al-Quran. Kata ini berarti melakukan kebaikan. Tetapi dalam pemakaian AlQur’an, kata ini terutama dipakai untuk dua macam kebaikan yang khusus yang amat dalam terhadap Allah dan semua perbuatan manusia yang berasal dari tindakan yang termotivasi oleh semangat hilm. Ahmady,’’Konsep Ihsan dengan Pendekatan Semantik,Tesis( UIN Suka, ), h.8.
Al-Ashfahany, A.R. (2009). Al-Mufradaat Alfadzil Quran. Dimsiq: Darul Qalam.
Al-Baghawi, Abu Muhammad al-Husain ibn Mas’ud al-Farra. (1996). Tafsir Al-Baghawi. Jilid 6. Beirut: Dar Al-Fikr.
Al-Manzuur, I. (1992). Lisaan Al-‘Arabi. Beirut: Daar al-Turaats al-‘Arabi.
Alkampari, H.H., Ahmad, F.R., and Delviani, M. (2021). Pendapat Quraish Shihab Dalam Tafsir Al Mishbah Tentang Berbuat Ihsan Dalam Dimensi Sosial. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman 20(2):137.
An-Nawawi, I. (2000). Syarh Matn Al-Arba’in An-Nawawiyah. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Budiyanti, N., Asep, A.A.P. and AguS.S.M. (2020). The Formulation of the Goal of Insan Kamil as a Basis for the Development of Islamic Education Curriculum. IJECA (International Journal of Education and Curriculum Application) 3(2):1–10.
Danarta, A. (2021). Pattern of Sufistic Hadith in the Concept of Insan Kamil Abd Al-Karim Al-Jili.Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Dan Hadis 22(1):161. doi: 10.14421/qh.2021.2201-08.
Hakiki, K.M, and Arsyad, S.K. (2018). Insan Kamil Dalam Perspektif Syaikh Abd Al-Karim Al-Jili. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya 3(2):175–86. doi: 10.15575/jw.v3i2.2287.
Hasnawati. (2016). Konsep Insan Kamil Menurut Pemikiran Abdul Karim Al-Jili.Jurnal Al-Qalb 8(2):91–96.
Hidayat, M. U, and Isma.N.N. (2020). Konsep Ihsan Perspektif Al-Qur’an Sebagai Revolusi Etos Kerja. Jawi 3(1):22–40.
Ihsan, N.H, Che Zarrina Binti Sa’ari, and Muhammad. S.H. (2022). Abdurrauf Al-Singkili Concept of Insan Kamil in Facing The Crisis of Modern Human MOrality. Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies 8(1):22–35.
Lickona, T. (2003). My Thought About Character. Itaca and London: Cornell University Press.
Majid, A, and Dian, A. (2011). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Masturin, M.R.R, and Siti, A. (2022). Tawhid-Based Green Learning in Islamic Higher Education: An Insan Kamil Character Building. Qudus International Journal of Islamic Studies 10(1):215–52. doi: 10.21043/qijis.v10i1.14124.
Nashif, Manshur Ali. (2002). Attajul Jami Lil Ushul Fi Haditsir Rosul. Bandung: Sinar Baru Al-Gesindo.
Nur Hadi Ihsan, Fachri Khoerudin, and Amir Amir Reza. (2022). Konsep Insan Kamil Al-Jilli Dan Tiga Elemen Sekularisme. Al-Afkar, Journal For Islamic Studies 5(4):48–65. doi: 10.31943/afkarjournal.v5i4.323.
Rismawati, Yeni, Dian Hidayat, and Edy. (2023). Pendidikan Akhlak Karakter Berbasis Al-Qur’an Dan Hadist. Edusifa: Jurnal Pendidikan Islam 9(2):232–36. doi: 10.56146/edusifa.v9i2.140.
Rusdin. (2016). Insan Kamil Dalam Perspektif Muhammad Iqbal. Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin Dan Filsafat 12(2).
Siregar, Adek Kholijah, Tobroni Tobroni, and Faridi Faridi. (2023). Pembentukan Manusia Ihsan Dan Karakter Rabbani Dalam Al-Qur’an. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam 12(001):1219–32.
Susilo, Slamet, Konsep Leadership, Perspektif Filsafat, Sufistik Al-Jilli, Sekolah Tinggi, Ilmu Ushuluddin Dirosat, and Islamiyah Al-Hikmah -Jakarta. (2022). Konsep Leadership Perspektif Filsafat Sufistik Al-Jilli. ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam 5(2):118–37.
Temiz, Nida. (2016). Example of" Character Education" Course Design in the Light of" Experienced Centred" Design for Higher Education.Journal of Education and Practice 7(36):144–55.
Umam, Reza Wasilul. (2023). Becoming an Ideal Person Today: A Comparative Analysis of Abdul Karim Al-Jili’S and Jean Piaget’S Thought on the Perfect Human. Al’Adalah 26(1):19–31. doi: 10.1007/978-3-031-.